Bunga jadi salah satu hal yang sebaiknya kita ketahui sebelum melakukan transaksi keuangan. Namun seringkali sebagai masyarakat awam kita dibuat bingung untuk membedakan jenis-jenis bunga yang ada di Bank maupun lembaga keuangan.
Nah, untuk membantu Anda mengenal perbedaan bunga bank, kita akan menjelaskan bunga flat dan bunga efektif, berikut ini ulasannya:
Bunga Flat
Suku bunga flat ini adalah bunga yang sistem perhitungannya mengacu pada pokok utang di awal pembayaran. Pada sistem bunga ini, antara porsi dan pokok yang ada dalam angsuran bulanannya akan tetap sama, tidak berubah-ubah hingga jangka waktu pinjamanya selesai.
Suku bunga flat ini sering digunakan untuk KTA (Kredit Tanpa Angunan). Jadi sebelum Anda mengajukan pinjaman ada baiknya mengetahui bunga flat ini.
Perhitungan bunga flat
Prinsip dari bunga flat adalah cicilan pokok dan bunga perbulannya tetap.
Untuk menghitung:
- Cicilan pokok per bulan = P / k,
- Bunga per bulan = P x b / 12
- Total bunga yang harus dibayar = P x b / 12 x k
Keterangan:
P = pokok pinjaman
B = suku bunga per tahun
k = lama kredit dalam bulan
Nah, untuk mengetahui tentang suku bunga flat ini lebih jelas, berikut contoh perhitungan bunga flat:
- Pinjaman: Rp120.000.000;
- Tenor Pinjaman: 24 bulan
- Bunga flat: 12% per tahun
Cicilan pokok: Rp120.000.000/24 = Rp5.000.000
Bunga: Rp120.000.0000 x 12%/12 = Rp1.200.000
Angsuran per bulan: 5.000.000 + Rp1.200.000 = Rp6.200.000
Keuntungan dan Kekurangan Bunga Flat
Keuntungan:
- Adanya kepastian nominal angsuran yang harus dibayar, karena angsuran akan berjumlah sama dari bulan ke bulan hinga akhir masa kredit.
- Tidak dikenakan biaya pinalti yang cukup besar.
Kelemahan:
- Jika terjadi penurunan suku bunga, Anda tidak bisa ikut merasakan keuntungan dari turunnya tingkat suku bunga tersebut.
Bunga Efektif
Sistem bunga efektif ini kebalikan dari bunga flat yakni, porsi bunga dihitung berdasarkan pokok utang tersisa.
Jadi porsi bunga dan pokok dalam angsuran tiap bulan akan berbeda, meski besar angsuran per bulan tetap sama. Sistem bunga seperti ini biasanya diterapkan pada produk KPR (Kredit Pemilikan Rumah) atau kredit investasi.
Perhitungan bunga efektif
Prinsip dari perhitungan bunga efektif adalah cicilan pokok per bulannya tetap, dan bunga per bulan dihitung dari sisa cicilan yang belum dibayar.
Untuk menghitungnya:
- Cicilan pokok per bulan = P / k
- Bunga bulan ke z = (P – ((z – 1) x Cicilan pokok )) x b / 12
Keterangan:
P = pokok pinjaman
b = suku bunga per tahun
k = lama kredit dalam bulan
Contoh: Anda meminjam uang sebesar Rp120.000.000 dengan bunga kredit efektif 12% per tahun, dengan masa tenor: 24 bulan. Angsurannya adalah …
Cicilan pokok per bulan: 120.000.000/24 = Rp5.000.000
- Bunga bulan ke 1 = (Rp120.000.000 – ((1-1) x Rp5.000.000)) x 12% / 12= Rp1.200.000 Cicilan bulan ke 1 = Rp5.000.000 + Rp1.200.000 = Rp6.200.000
- Bunga bulan ke 2 = (Rp120.000.000 – ((2-1) x Rp5.000.000)) x 12% / 12= Rp1.150.000 Cicilan bulan ke 2 = Rp5.000.000 + Rp1.150.000 = Rp6.150.000
- ..
- Seterusnya hingga bulan ke 24.
- Bunga bulan ke 24 = (Rp120.000.000 – ((24-1) x Rp5.000.000)) x 12% / 12= Rp50.000 Cicilan bulan ke 24 = Rp5.000.000 + Rp50.000 = Rp5.050.000.
Keuntungan dan Kekurangan Bunga Efektif
Keuntungan :
- Suku bunga pada bunga efektif bisa turun sesuai dengan suku bunga yang berlaku di pasaran.
- Total biaya bunga yang dibayarkan cenderung lebih kecil dibandingkan bunga flat karena dihitung dari sisa utang pokok.
Kekurangan : Tidak tahu pasti tentang jumlah angsuran karena sewaktu-waktu bisa terjadi kenaikan angsuran yang harus dibayarkan karena kenaikan suku bunga.