Selama pandemi COVID-19, masker jadi barang esensial yang wajib dibawa kemana-mana. Masker yang tersedia pun hadir dengan beragam bentuk dan fungsi. Namun, ada dua jenis masker yang sedang ramai dibicarakan, yaitu masker berbahan kain scuba dan berbentuk buff. Katanya, kedua masker ini dilarang digunakan selama masa pandemi karena efektivitasnya yang nilai tidak maksimal.
Benarkah? Yuk, cari tahu info lengkapnya dalam ulasan berikut.
Alasan Masker Scuba dan Buff Dilarang
Masker scuba ramai dibicarakan lantaran masker jenis ini dilarang digunakan bagi para calon penumpang KRL. Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito pun angkat bicara.
Dilansir dari laman Kompas, Wiku menuturkan bahwa masker berbahan kain scuba atau masker bentuk buff selain terlalu tipis juga keduanya hanya terdiri dari satu lapisan saja. Alhasil, keduanya dinilai tidak efektif untuk melindungi mulut dan hidung dari percikan droplet (cairan) orang lain.
Di sisi lain, bahan yang terlalu tipis tersebut juga membuat kedua jenis masker ini tidak mampu menyaring partikel virus dan bakteri. Terutama masker scuba yang bahannya relatif lentur sehingga ketika dipakai biasanya mudah bergeser atau turun ke bawah, ke arah leher. Berbagai hal tersebut memungkinkan partikel kecil seperti kuman maupun virus dapat menembus masker.
Oleh karena itu, para ahli tidak menyarankan penggunaan masker berbahan kain scuba atau yang model buff di tempat-tempat umum di masa pandemi seperti sekarang ini.
Jenis Masker yang Tepat untuk Menangkal Virus dan Kuman
Pandemi COVID-19 mengubah kebiasaan masyarakat di seluruh dunia. Bila biasanya kita memakai masker hanya sakit atau berkendara saja, kali ini baik yang sakit maupun sehat diharuskan untuk menggunakannya ketika beraktivitas di luar rumah.
Namun, memakai masker nyatanya tetap ada aturannya. Pasalnya, tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama.
Banyak orang mungkin berpikir, menggunakan masker jenis apa saja masih lebih baik ketimbang tidak memakainya sama sekali. Sayangnya, anggapan tersebut salah kaprah. Penting untuk menggunakan masker yang tepat dan berkualitas supaya kamu mendapatkan perlindungan yang optimal.

Saat ini penggunaan masker bedah dan N95 lebih diutamakan untuk petugas medis karena alasan ketersediaan yang terbatas. Sementara bagi masyarakat biasa, WHO dan pemerintah menyarankan masker kain sebagai upaya pencegahan infeksi kuman dan bakteri.
Masker kain yang direkomendasikan harus terbuat setidaknya dari tiga lapisan. Masing-masing lapisan ini idealnya menggunakan bahan yang berbeda.
Lapisan pertama disarankan menggunakan bahan yang dapat menyerap cairan. Lapisan kedua bisa sama dengan lapisan pertama atau berupa sisipan tisu. Sementara lapisan paling terakhir berbahan hidrofobik, atau bahan yang mampu menahan percikan cairan.
Jenis masker kain dengan tiga lapisan seperti yang disebutkan di atas efektif menahan setidaknya 70 persen partikel droplet. Supaya perlindunganmu makin optimal, jangan lupa rutin mengganti masker yang dipakai setidaknya setiap 4 jam sekali. Kamu juga sebaiknya segera mengganti masker apabila maskermu kotor atau basah.