Perilaku anak memang sulit ditebak, salah satu yang membuat kesal adalah ketika anak tidak nurut dengan kata-kata orangtua. Alih-alih merespon, anak-anak justru tetap sibuk melakukan aktivitasnya. Bahkan, sering kali orangtua harus meninggikan intonasi suaranya lebih dulu barulah si anak meresponnya. Lantas, kenapa, ya, anak-anak sulit nurut kata-kata orangtua sebelum “diteriaki”?
Pssttt.. ternyata ada banyak alasan di baliknya, lho!
Penyebab Anak Tidak Nurut dengan Kata-kata Ortu
1. Berkaca dari Perilaku Orangtua
Saat anak sedang sibuk dengan video game atau asyik dengan kegiatannya, kadang ia tidak akan merespon saat orangtua berbicara. Sebagai orangtua, wajar bila Anda merasa kesal dengan perilaku anak yang satu ini. Namun, sebelum memarahi anak, cobalah untuk berkaca dulu dengan diri sendiri.
Apakah Anda juga kerap tidak merespon dan tetap sibuk berkegiatan ketika anak mengajak bicara atau meminta sesuatu? Kalau iya, berarti anak mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya.
Ingat, anak adalah peniru yang ulung. Jadi, sebagai orangtua pastikan Anda mencontohkan hal-hal baik di depan anak. Bila anak bercerita atau meminta sesuatu, usahakan ortu untuk menanggapinya dengan menghentikan kegiatan sementara dan melakukan kontak mata dengan anak.
2. Anak Merasa Kurang Didengarkan
Jangan langsung emosi atau marah-marah ketika anak tidak nurut atau tidak juga menanggapi saat Anda mengajaknya bicara. Cobalah ajak anak bicara baik-baik dan dengarkan alasan mereka kenapa ia tidak langsung merespon saat anda berbicara.
Setelah itu, temukan solusinya. Jangan sungkan untuk melibatkan anak dalam mencari solusinya.
3. Perbedaan Prioritas
Alasan lain yang bikin anak tidak nurut atau tidak mau merespon kata-kata orangtua adalah karena mereka punya prioritas yang berbeda.
Prioritas orangtua adalah mengurus anak, rumah tangga, dan pekerjaan. Hal ini tentu berbeda dengan anak. Anak menganggap keinginannya, apa yang sedang mereka kerjakan, misalnya bermain, itu yang dianggap sebagai prioritas.
Jadi, tak heran bila anak cenderung sulit untuk berhenti bermain walaupun hanya sebentar. Sebagai solusinya, orangtua bisa memberlakukan aturan waktu bermain untuk anak.
Misalnya anak baru boleh bermain setelah dirinya belajar, membantu orangtua, atau melakukan kegiatan lain sesuai kesepakatan bersama.
4. Anak Merasa Jauh dari Orangtua
Kadang anak tidak mau nurut karena dirinya merasa jauh dengan orangtua dan kurang diperhatikan karena orangtua sibuk bekerja. Solusinya adalah dekati mereka dan diajak bicara, sehingga anak kembali merasa diperhatikan dan lebih bisa kooperatif.
Atau cara lain yang dapat dicoba, setelah seharian sibuk bekerja, di sore hari berikan waktu khusus untuk anak minimal 30 menit tanpa gangguan apapun. Cara ini berdampak baik karena anak tentu merasa diperhatikan dan diutamakan.
Selain itu, hal ini juga akan membantu meningkatkan bonding antara orangtua dan anak. ketika anak merasa hubungannya dengan orangtua begitu erat, biasanya anak akan memilih untuk menurut.