Setiap orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, ada kalanya orangtua mengekspresikan pola asuh ke anak dengan cara yang keliru. Alih-alih membuat anak nyaman, pola asuh yang salah justru memberikan pengaruh negatif pada tumbuh anak kelak. Bahkan, kondisi ini dapat memengaruhi kehidupan anak sampai mereka dewasa.
Bentuk Pola Asuh Orangtua yang Dapat Berdampak Negatif Pada Anak
1. Anak harus mengikuti pilihan orangtua
Ketika orangtua selalu membuat keputusan dan memaksa anak untuk mengikuti pilihannya dengan embel-embel ‘demi kebaikan mereka’, merupakan salah satu bentuk pola asuh yang salah. Tanpa disadari, hal tersebut justru membuat anak-anak jadi tidak mandiri.
Akibatnya, anak tidak memiliki kemampuan untuk membuat keputusan sendiri sampai dewasa. Bahkan ia pun tidak mampu untuk memecahkan masalah dan akhirnya mereka selalu melibatkan orang untuk membantunya.
2. Selalu mendebat anak
Ketika orangtua selalu mendebat anak padahal mereka sedang berusaha mengungkapkan sesuatu, maka hal ini akan berpengaruh pada pola pikir anak. Anak akan beranggapan bahwa dirinya selalu salah.
Alhasil ketika anak dewasa, mereka dapat menjadi pribadi yang tidak mau berkonflik atau malah sebaliknya, mereka mulai mencari masalah. Misalnya begini, anak akan mengulangi perilaku buruk yang mereka dapatkan dari orangtuanya. Meski mereka tahu itu salah, mereka akan tetap mengulanginya hanya supaya mereka merasa lebih baik.
Inilah sebabnya, selalu mendebat anak juga termasuk salah satu contoh pola asuh orangtua yang keliru.
3. Meremehkan perasaan anak
Ketika anak-anak menangis, biasanya respon pertama orangtua adalah meremehkan perasaan mereka dengan berkata “anak laki-laki tidak boleh menangis” atau membentak mereka sambil berkata “jangan menangis”.
Padahal jika bisa dipahami, menangis adalah cara anak belajar bagaimana cara memahami dan mengendalikan perasaannya.
Bila pola asuh yang keliru ini terus-terusan dilakukan oleh orangtua, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tempramental. Pasalnya, anak terbiasa untuk menekan amarahnya sampai akhirnya meledak.
4. Menuntut anak untuk selalu berhasil
Anak-anak sangat mempercayai orangtuanya, sehingga mereka akan berjuang untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh orangtua.
Sayangnya, jika anak gagal, tidak jarang respon orangtua bukannya menyemangati untuk memperbaiki, tetapi malah berkata “yah..begitu aja masa enggak bisa”.
Nah, bila pola asuh yang salah ini terulang terus menerus, anak-anak akan mencari berbagai cara supaya ia bisa berhasil. Padahal hampir tidak mungkin hidup seseorang selalu sukses, ada masanya seseorang akan gagal.
5. Orangtua selalu memberikan yang anak inginkan
Tentu sebagai orangtua selalu ingin anaknya merasa aman dan nyaman, tetapi sayangnya banyak orangtua yang kebablasan dengan memberikan semua yang anaknya inginkan dengan instan.
Sebenarnya tidak ada salahnya mereka dibiarkan menunggu sebentar, karena itu akan melatih mereka untuk menangani stres dan mengontrol emosinya. Bukan hanya itu saja. Pola asuh satu itu juga dapat melatih anak belajar arti kerja keras dan tanggung jawab.
Sebaliknya, bila anak terbiasa sejak kecil selalu mendapatkan yang mereka inginkan tanpa perlu banyak berusaha, maka ia akan tumbuh menjadi orang yang egois. Hal ini karena mereka tidak terbiasa mempertimbangkan situasi orang lain.